PESAN SEJATI MAULID NABI

PESAN SEJATI MAULID NABI

Oleh
Siti Aisyah

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu. Sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin”.(QS: at-Taubah (9);128).

Bulan mulia Rabi’ul Awwal 1443 H yang identik dengan bulan Maulid Nabi Muhammad SAW telah berakhir.

Di situasi masih pandemi corona, kaum Muslimin diseluruh dunia, termasuk di negeri kita Indonesia dan sampai diwilayah kita Kalimantan-Selatan, melewati bulan Rabi’ul Awwal tadi dengan maraknya peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW.

Sebagaimana awal datangnya Rabi’ul Awwal yang selalu berulang setiap tahun dan disambut dengan kegembiraan dan suka cita yang luar biasa seluruh warga Muslimin diseluruh dunia, maka akhir dari bulan inipun terjadi di setiap tahun, dan dilepas dengan berformat acara (ujar urang di kampung saya Barabai, maatar bulan), yang acara melepas atau maatar bulan tersebut biasanya di laksanakan diujung bulan Rabi’ul Awwal dan pelaksanaannya dipusatkan ditempat-tempat ibadah dimasing-masing kampung atau desa.

Selama bulan Rabi’ul Awwal tadi, kaum Muslimin menggemakan perayaan atau peringatan maulid dengan bershalawat yang sangat banyak, baik di tempat ibadah, dirumah-rumah penduduk, di Pesantren, Madrasah/Sekolah, di Instansi milik pemerintah maupun swasta, baik diwaktu malam ataupun disiang hari.

Tidak ketinggalan pula, dilaman-laman media sosial, kaum Muslimin di sepanjang Rabi’ul Awwal, dengan penuh suka cita meluapkan kecintaan kepada Nabi SAW dengan sibuk dan menyibukkan jentik jemari memposting, mengupload, menshare video, copasan, qoute, tentang ketinggian ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW, tentang keagungan kerasulan beliau, serta pula tentang keutamaan shalawat dan kemanfaatan serta barokah besar menggemari shalawat dan bershalawat.

Bulan Rabi’ul Awwal memang merupakan detik hari kawah chandradimuka luapan kecintaan kita kepada sang junjungan, kawah chandradimuka penggodokan kecintaan kepada ajaran Islam yang agung, bulan kawah chandradimuka penyegaran kekaguman kita akan indah dan terpujinya akhlak yang di demontrasikan beliau disepanjang perjalanan hidup beliau, dan serta pula bahwa bulan Rabi’ul Awwal adalah kawah chandradimuka kegandrungan kita terhadap shalawat dan bershalawat kepada sang Nabi kesayangan seluruh kaum Muslimin dijagad ini.

Kini Rabi’ul Awwal memang pergi atau berakhir dan meninggalkan kita beserta format acara bertema Maulid di rumah-rumah penduduk, di tempat ibadah, atau di Instansi serta di Pesantren, Madrasah atau Sekolah.

Namun sejatinya, ada yang tidak boleh pergi dari diri kita dan dari kehidupan kita yang merupakan hasil dari penggodokan dikawah chandradimuka Rabi’ul Awwal yang kita ejawantahkan atau yang kita berusaha aplikasikan di sebelas bulan pasca Rabi’ul Awwal ini hingga Rabi’ul Awwal hadir dan menyapa kita kembali ditahun mendatang.

Perihal yang tidak boleh hilang atau beranjak dari diri kita tersebut yaitu kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti beriman kita kepada Allah SWT, perihal berusaha terus melaksanakan ajaran agama Islam yang agung dan tinggi dalam rangka penghambaan kita kepada Allah Tuhan Robbul izzati, serta perihal upaya dan usaha terus menerus mentauladani dan memperagakan akhlak dan kepribadian beliau yang luar biasa indahnya dalam bergaul dengan sesama manusia, serta tentu saja pula perihal berusaha terus senantiasa sebanyak-banyaknya bershalawat kepada sang junjungan kita tercinta, Nabi Besar Muhammad Rasulullah SAW.
Allahumma sholli ‘alaa sayyidinaa Muhammad, wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad..

About Siti Aisyah

Check Also

BAHAGIA ITU TIDAK SEDERHANA, BAHAGIA ITU LUAR BIASA

BAHAGIA ITU TIDAK SEDERHANA, BAHAGIA ITU LUAR BIASA Siti Aisyah “Dan carilah pada apa yang …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *