TRADISI UNIK RABI’UL AWWAL (BAMULUDAN) DIKOTA BARABAI

“Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk menjadi Rahmat bagi semesta alam”. (QS: al-A’raf; 107).

Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), adalah sebuah kota kabupaten di Kalimantan-Selatan. Sebagai kota mayoritas muslim, ajaran Islam sangat berurat berakar serta mempengaruhi seluruh aktivtas warganya.

Sejak lama Barabai dikenal luas sebagai kota yang memiliki tradisi maulid (bamuludan) yang begitu unik, yaitu dari semenjak awal memasuki Rabi’ul Awwal, warga memulainya dengan mengadakan acara di tempat-tempat ibadah dengan acara yang disebut menyambut bulan. Kemudian hari-hari dan malam-malam berikutnya di adakan peringatan maulid atau ujar urang Barabai menyebutnya dengan ‘bamuludan’ yang diadakan dirumah-rumah penduduk setiap RT dan atau setiap RW atau setiap desa/ kampung.

Secara bergantian malam warga setiap RT, setiap RW atau setiap desa/kampung tersebut mendatangi undangan (saruan) dari rumah ke rumah yang dikhususkan bagi kaum laki-laki dan di adakan bergantian malam. Undangan untuk acara bamuludan tersebut sudah disebar ke berbagai RT, RW dan desa/kampung jauh hari sebelum Rabi’ul Awwal tiba, dan biasanya setiap RT, RW dan desa diminta atau diundang berjumlah 10 orang atau yang disebut satu rombongan (setiap rumah boleh lebih dari satu rombongan).

Sekitar tahun 80-an, acara peringatan Maulid yang diadakan setiap rumah, ditandai dengan pembacaan barjanji, tetapi sekarang sudah terbiasa pula dengan dibacakan maulid al- Habsy dan waktu pelaksanaan maulid tersebut dimulai selepas shalat Isya oleh rombongan 10 orang atau lebih yang diundang itu tadi.

Di era sekarang, untuk kerabat, teman, bisa datang atau di ‘saruani’ atau diundang untuk datang disiang hari yang biasanya di mulai selepas shalat zuhur. Saruan atau undangan yang datang dari kerabat, keluarga, dan teman yang datang biasanya pula membawa gula pasir (gula putih) satu kilo atau boleh lebih sebagai tanda memenuhi saruan, atau katakanlah sebagai tradisi mengharap berkah, dan hal tersebut juga dilakukan sebagai bentuk membalas atau ujar urang Barabai ‘bababalasan’ atau tepatnya bababalasan perhatian dan kasih sayang atau saling silaturrahim.

Sementara itu, acara peringatan maulid bagi kaum perempuan diadakan sore hari di berbagai tempat ibadah seperti Mesjid, Langgar dan Mushalla. Sementara itu pula tidak ingin ketinggalan adalah berbagai instansi dan seluruh jenjang lembaga pendidikan mulai mengadakan pada waktu pagi hari. Baik kalangan perempuan yang mengadakan sore hari, maupun di berbagai instansi dan dilembaga pendidikan yang mengadakan acara pagi hari, kegiatan acara di adakan menggunakan format acara resmi yang sedikit berbeda dengan kaum laki-laki yang mengadakan acara maulid dimalam hari dan langsung saja membaca Barjanji atau membaca maulid al-Habsyi.

Semaraknya acara maulid di Barabai ini juga ditandai dengan beribu-ribu ternak dipotong. Mulai dari sapi, bebek, ayam, telor dan berbagai jenis ikan diolah untuk dibuat berbagai jenis gulai (gangan) yang sangat enak, baik jenis masakan bahari yang melegenda seperti gangan humbut, gangan kacang, soup, opor, bastik dan sebagainya, maupun jenis masakan kekinian, dan siap meramaikan maulid Nabi SAW setiap tahunnya. Kue-kue yang biasanya di sajikan sebelum makan nasi dan ikan, juga tidak mau ketinggalan ikut meramaikan suasana maulud, mulai dari kue basah bahari yang melegenda juga seperti kue lapis, agar-agar, kararaban, sampai jenis kue-kue kekinian.

Hampir bisa dipastikan di sepanjang Rabi’ul Awwal tidak ada siang atau malam yang kosong dari peringatan maulid. Dipenghujung Rabi’ul Awwal, dan dipastikan seluruh RT dan RW, desa atau kampung sudah merayakan maulid, maka di penghujung Rabi’ul Awwal (malam paling akhir Rabi’ul Awwal), diadakan acara ma- antar bulan yang diadakan di setiap mesjid, langgar maupun mushalla.

Demikianlah gambaran sekelumit peristiwa perayaan maulid Nabi SAW di Kota Barabai. Teramat menarik tradisi setiap tahun ini, dan semuanya menunjukan betapa antusiasnya warga menyambut Rabi’ul Awwal yang teramat identik dengan Maulidur Rasul ini. Betapa kecintaan yang begitu tinggi terhadap Nabi Muhammad SAW ditunjukan dengan ‘caranya’ urang Barabai setiap tahunnya selama sebulan penuh. Setiap tahun terdapat atau tersertakan juga doa-doa dan ‘niat’ yaitu belum-lah lagi selesai bulan Rabi’ul Awwal yang sedang dijalani, warga sudah ‘memasang’ niat semoga tahun depan bertemu lagi dengan bulan maulud dan bisa melaksanakan peringatan lagi dan mengundang kerabat keluarga dan handai taulan lagi.

Nampak bahwa kegiatan bamuludan saban tahun yang dilakukan tidak sampai pada batas karena tradisi semata, tetapi adalah bentuk-bentuk aktivitas untuk sampai kepada kecintaan kepada Nabi SAW sebagai salah satu bentuk untuk ‘sampai’ kepada Allah SWT sebagai bentuk penghambaan.

Bahwa tidak ada yang sia-sia biaya berjuta rupiah untuk perayaan tersebut yang dikeluarkan, tidak ada ada lelah setiap hari mendatangi saruan atau undangan maulid. Tidak ada yang sia-sia banyak membeli gula pasir untuk mendatangi saruan maulud. Yang ada justru adalah penuh keberkahan, penuh kebahagian sebagai buah dari kecintaan kepada Tuhan, Allah SWT yang salah satunya ditunjukan lewat antusias dan gembiranya menjalani detik hari Rabi’ul Awwal dengan perayaan dan peringatan maulid Nabi Besar Muhammad SAW selama sebulan penuh. Barakallah..

About Siti Aisyah

Check Also

PESAN SEJATI MAULID NABI

PESAN SEJATI MAULID NABI Oleh Siti Aisyah “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *